Untung Besar dari Penjualan Ayam Tiren

Untung Besar dari Penjualan Ayam Tiren

Pasar Family Mart yang terletak di daerah Bekasi, perumahan Harapan Indah merupakan tempat bagi banyak pengusaha kecil untuk berjualan. Seperti pasar pada umumnya, pasar family mart merupakan pasar yang cukup lengkap karena selain menjual bahan-bahan dasar untuk memasak, banyak juga yang menjual makanan jadi. Di pasar tersebut tidak hanya menjual makanan tetapi ada juga pedagang pakaian.

Di family mart pedagang mempunyai tempat yang terpisah, pedagang yang menjual ayam terpisah dengan yang menjual daging dan ikan. Tempatnya juga agak jauh dari pedagang sayuran. Pedagang pakaian pun juga mempunyai kawasan sendiri.

Di pasar family mart banyak pedagang ayam potong. Salah satunya adalah Rosmani yang berusia 37 tahun. Sehari-harinya ia bersama sang istri berjualan ayam potong untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Sebenarnya kampungnya terletak di daerah Karawang, ia berjualan di pasar family mart karena awalnya saudaranya berjualan di sana dan menurutnya pasar tersebut tempatnya luas dan letaknya strategis. Ia sudah merasa nyaman berjualan di pasar family mart karena banyak pengunjung yang sudah langganan dan tempatnya tertata rapi.

Rosmani sudah berjualan ayam sekitar 7 tahun yang lalu karena dari berjualan ayamlah, satu-satunya sumber penghasilan yang bisa digunakan untuk menghidupi keluarganya. Selain menjual ayam segar, ia juga menjual ”ayam tiren”, ayam mati kemarin. Ia mendapatkan ayam segar maupun ayam tiren dari salah satu distributor yang sudah menjadi langganannya. Para distributor memberikan harga yang sangat murah untuk ayam tiren kepada pedagang ayam potong bahkan terkadang memberikannya secara cuma-cuma.

Selain Rosmani, ada sekitar 3 orang yang menjual ayam tiren di pasar family mart. Agar ayam tiren mereka ”tidak ketahuan” oleh BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan), mereka terkadang menaruh ayam tiren di kolong meja jualan. Selama ini belum pernah ada yang tertangkap karena berjualan ayam tiren. Jika para pedagang ketahuan berjualan ayam tiren maka, mereka tidak akan mendapat izin untuk berjualan lagi di sana. Bahkan mereka dapat terkena hukuman yang sudah berlaku.

”Saya takut bila saya ketahuan menjual ayam tiren karena saya tidak tahu harus bagaimana lagi menghidupi keluarga saya karena hanya dari berjualan ayamlah saya bisa mendapat penghasilan untuk mencukupi kesehariannya.” kata Rosmani.

Ia memberitahu bahwa biasanya yang membeli ayam tiren adalah pedagang-pedagang makanan, seperti penjual mie ayam atau ayam goreng yang dijual dengan gerobak-gerobak. Dan pedagang tersebut sudah menjadi langganan bapak Rosmani. Sejujurnya bapak Rosmani lebih senang berjualan ayam tiren daripada menjual ayam segar karena para pedagang tersebut biasanya membeli dalam jumlah yang banyak.

Ketika Rosmani baru menjual ayam segar saja, untungnya hanya bisa digunakan untuk biaya hidup sehari-hari. Tapi setelah ia berjualan ayam tiren ia dapat gunakan untuk biaya sekolah 2 orang anaknya. Bahkan sisanya bisa ia tabung untuk pulang kampung saat lebaran nanti. Karena dengan menjual ayam tiren ia bisa mendapatkan untung yang besar bahkan sampai dua kali lipat dari berjualan ayam segar.

Selain pedagang ayam tiren yang mendapatkan untung yang besar, para pedagang makanan pun juga mendapatkan keuntungan yang besar dari jualannya tersebut. Karena ayam tiren harganya jauh lebih murah dibanding ayam segar. Biasanya para pedagang membeli ayam tiren pada Rosmani ketika pasar baru buka, sekitar jam 04.30, saat keadaan pasar masih sepi, karena para pedagang takut ketahuan bahwa dagangannya memakai ayam tiren. Para pedagang tidak mau mengambil resiko, oleh karena itu, mereka rela bangun pagi-pagi untuk membeli ayam tiren.

Ayam tiren seperti yang kita ketahui sudah tidak layak lagi untuk dikonsumsi oleh masyarakat karena bisa saja penyebab kematiannya adalah terkena penyakit, misalnya saja virus flu burung atau penyakit unggas lainnya. Dengan mengkonsumsi ayam tiren tentu saja dapat menimbulkan berbagai macam penyakit serius bahkan bisa mengakibatkan kematian.

Rosmani juga memberitahu cara membedakan yang mana ayam tiren dan ayam mana yang masih segar. Perbedaan yang paling menonjol adalah keadaan fisik ayam tersebut, kalau ayam tiren biasanya kulitnya sudah lemas dan agak membiru dan ketika dipotong dagingnya merah karena tercampur dengan darah yang tentu saja berbeda dengan daging ayam segar yang berwarna lebih putih. Tetapi para penjual ayam tiren mempunyai cara untuk menyamarkan keadaan tersebut yaitu dengan cara diberi pemutih yang tentu saja sangat berbahaya untuk dikonsumsi.

Banyak juga ibu rumah tangga yang sering terkecoh, mereka biasanya malah langsung membeli ayam tersebut lebih banyak karena harganya relatif lebih murah dari ayam yang segar. Penyebab kebanyakan ibu rumah tangga yang terkecoh karena mereka tidak tahu cara membedakan mana ayam tiren dan mana ayam yang segar Tapi Rosmani tidak akan tega menipu pembeli yang sudah menjadi pelanggannya. Karena jika begitu ia takut pelanggannya akan mencari pedagang lain.