Sabtu, 04 April 2009

Keluarga Berencana

Latar Belakang Masalah

Keluarga berencana artinya mengatur jumlah anak sesuai kehendak anda, dan menentukan sendiri kapan anda ingin mengandung. Layanan KB di seluruh Indonesia sudah cukup mudah diperoleh karena pemerintah terus menekan laju pertambahan penduduk melalui program KB. Program ini dicanangkan karena jika tidak jumlah penduduk di Indonesia akan mengalami ledakan yang luar biasa. Walaupun adanya peningkatan peserta KB, namun pemerintah harus tetap menggalakan program tersebut karena diperkirakan tahun 2015 penduduk Indonesia bisa mencapai 255,5 juta.

Setiap tahun, ada sekitar 500.000 perempuan meninggal akibat bebrbagai masalah yang melingkupi kehamilan, persalinan dan pengguguran kandunan (aborsi) yang tak aman. Kb bisa mencegah sebagian besar kematian itu. KB juga dapat mencegah bahaya akibat kehamilan terlalu dini, kehamilan yang berdekatan jaraknya dan terlalu sering hamil dan melahirkan.

Program Kb dilakukan juga demi kesejahteraan penduduk karena jumlah keluarga miskin masih cukup besar. Tapi sebagian perempuan mengiginkan banyak anak khususnya pada masyarakat yang miskin karena mereka berpikir anak anak dapat membantu pekerjaan orangtua sehari hari, dan merawat mereka di usia lanjut. Umumnya perempuan yang menghendaki pembatasan jumlah anak adalah perempuan yang sudah punya kesempatan belajar dan mencari nafka sendiri, serta statusnya cukup setara dengan laki laki dalam masyarakat.

Maksud diadakan program KB adalah demi mensejahterakan masyarakat. Tapi karena kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya program KB, sehingga program tersebut tidak dapat dilakukan secar optimal. Karena itu diperlukan upaya dari pemerintah agar masyarakat menyadari pentingnya melakukan KB sehingga program KB dapat dijalankan dengan sebaik baiknya.

Kami juga meninjau latar belakang program penggalakan KB dari beberapa segi yang kami anggap penting untuk ditinjau sehingga kami dapat mengambil langkah selanjutnya dalam menerapkan strategi atau taktik pemasaran program KB ini.

Dari Segi Budaya

Masyarakat di Indonesia terutama pada suku suku pedalaman yang terdapat dibeberapa pulau seperti Kalimantan, Irian Jaya, Madura, dll. Ada beberapa suku pedalaman yang memiliki keyakinan akan roh nenek moyang, serta kebudayaan tentang banyak anak banyak rejeki serta keadaan kehidupan mereka yang primitive yang hidup secara berpindah pindah (nomaden)

Semua itu akan menjadi rintangan bagi BKBN untuk menyuluhkan program KB, karena kebanyakna semua itu agak bertentangan dengan budaya mereka yang pada dasarnya tidak terlalu menyetujui mengenai program KB. Seperti halnya yang terjadi di pulau Papua. Program KB yang sering dikatakan membawa keberhasilan di apaua memang dapat mengurangi angka kematian tetapi tidak berpengaruh di suku pedalaman, pedalaman papua masih percaya akan roh nenek moyang. Tidak terlalu percaya akan tenaga medis karena suku ini memang sulit tersentuh karena kebudayaannya yang suka berpindah tempat.

Hal ini terjadi pula karena Papua sangat lambat meyadari kondisi klesahatan reproduksi rendah dibandingkan wilayah lain yang terbukti dengan penempatan para bidan, perawat di kota kabipaten dan kecamatan. Dan dipapua pada suku pedalaman, derajat permpuan lenih rendah kedudukannya daripada pria. Ini pula yang membuat kesulitan penyuluahn akan kesehatan.walaupun banyak perempuan Papua memiliki pendidikan tinggi mereka tidak dapat merubag perubahan budaya setempat.

Di daerah Batak, program KB khususnya keluraga kecil yang telah diperkenalkan oleh pemerintah sejak 1970 belum sepenuhnya dapat diterima oleh responden didaerah asal maupun perantauan. Hal ini dikarenakan adanya factor karakteristik situsional (keterikatan adapt istiadat dan interaksi dengan kelompok informal etnis Batak Toba) yang berhubungan dengan persepsi tentang keluarga kecil di daerah asal maupun di daerah perantauan

Dari Segi Ekonomi

ledakan jumalah penduduk mencemaskan program keluarga berencana diabaikan. Program berencana untuk mengendalikan kelahiran sekarang terabaikan seiring dengan otonom daerah. Akibatnya Indonesia mengalami ledakan jumlah penduduk atay baby booming yang diestimasikan 220 juta tahun ini menjadi 247,5 juta jiwa pada tahun 2015 dan 273 juta jiwa pada tahun 2025.

Ledakan jumlah penduduk ini akan berdampak luas terhadap penyediaan anggaran dan fasilitas kesehatan, pendidikan serta ketersediaan pangan. Ledakan jumlah penduduk ini akan berdampak terhadap pemenuhan gizi bayi serta meningkatnya angka pengangguran.

Dari aspek kesehatan, misalnya biaya imunisasi akan emningkat dari 791,6 miliar pada tahun 2008 menjadi 1,4 triliun pada tahun 2015. dari segi pendidikan anggaran operasional pendidikan dasar diperkirakan akan melonjak dari 100,3 triliun pada tahun 2008 menjadi 187,4 triliun pada tahun 2015.

Ledakan jumlah penduduk akan berdampak terhadap meningkatnyajumlah pengangguran apabila tidak disertai dengan pembukaan lapangan kerja. Saat ini sekitar 10juta orang menganggur, sedangkan pertumbuhan ekonomi terjadi di sector sector yang tidak menyerap banyak tenaga kerja.

Tingginya angka pengangguran juga menyebabkan tingginya migrasi ke sejumlah daerah yang secara ekonomis menjajikan seperti provinsi Riau dan Kalimantan Timur. Tidak dapat dipungkiri factor peluang ekonomi menjadi daya tarik migrasi.

Selain persoalan baby booming di tahun 2005, ancaman kemiskinan dan gizi buruk, Indonesia akan menghadapi persoalan penuaan (aging)

Baby booming tahap kedua bisa terjadi jiak program KB kurang mendapat dukungan. Saat ini persoalan kependudukan ditangani pemerintah daerah. Saying, komitmen sejumlah pemerintah daerah kurang serius menangani masalah kependudukan.

Itulah sebabnya jumlah peserta program KB cenderung turun dibandingakn dengan 10 tahun lalu. Begitu juga presentase peserta KB baru dengan pasangan usia subur cendreung mengalami penurunan. Jika tahun 1998 preentase KB baru mencapai 70,4%, pada tahun 2006 hanya 69,6%

Dengan adanya ancaman baby booming tahap kedua maka perlu revitalisasi program KB untuk mengatasi ledakan jumlah penduduk dari sisi ketahanan panagn, tidak ada pilihan lain bagi bagsa Indonesia pada masa yang mendatrang selain melakukan diverifikasi pangan. Diverifikasi yang dilakuakn bukan mengalihkan sumber panagn “superior” seperti beras ke sumber pangan “inferior” seperti ubi ubian, tetapi bagaimana konsep diverifikasi dilakuakn dengan cara meningkatkan kualitas panagn. Misalnya saja dengan lebih banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, seperti dagung, telur dan ikan.

Dari Segi Pendidikan

Pendidikan KB yang terutamaditujukan kepada genrasi muda dan mereka yang belum menikah dimaksudkan untuk meningkatkan kesabaran dan kepedulian mereka terhadap kependudukan dan KB. Upaya kependudukan ini terus menerus ditingkatkan dan diperluas baik meilalui pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah. Pendidikan KB diluar sekolah dilaksanakan dengan bekerja sama dengan organisasi pemuda seperti KNPI, Karang Taruna dan Pramuka. Peningkatan kegiatan serupa juga dilaksanakan untuk mengintegrasikan pendidikan KB kedalam BP4 departemen agama. Disamping itu juga terus digelarkan upaya dan pendidikan KB di lingkungan umat beragama Katolik dan Kristen yang terutama ditujukan kepada pasangan yang akan menikah.

Pada tahun 1992/1993, bekerja sama dengan gerakan pemuda Indonesia telah dilaksanakan perkemahan SAKA KENCANA yang diikuti oleh pramuka dari seluruh Indonesia. Sementara itu telah pula dirintis pendidikan pusat informasi reproduksi sehat dan keluarga sejahtera serta upaya penyiaran reproduksi sehat melalui radio swasta. Hal ini dimaksudakn agar generasi muda di seluruh pelosok dapat dengan mudah mendapatkan pendidikan KB yang selanjutnya akan mengembangkan sikap dan tanggung jawab terhadap masalah kependudukan.

Kepada karyawan karyawan muda di lingkungan industri yang semakin banyak jumlahnya, kegiatan pendidikan KB terus digalakan dengan bekerjasama dengan perusahaan perusahaan setempat. Hasil nyata pendidikan KB yang selama ini dilakukan adalah meningkatnya umur perkawinan pertama wanita dari 20 tahun pada tahun 1980 menjadi 21,9 tahun pada tahun 1990

Dari Segi Psikologis

Alasan psikologis yang mendorong masyarakat menggunakan KB:

· Untuk perencanaa pendidikan bagi yang melanjutkan tingkat pendidikannya

· Karena factor pekerjaan, gaji yang kurang mencukupi untuk membiayai anak

· Alat kontrasepsi meningkatkan kualitas pernikahan.

Alasan psikologios yang menghambat masyarakat menggunakan KB:

· Untuk KB jenis IUD, terjadi keluhan rasa sakit, tidak nyaman, dan suami merasa seperti ada yang menggankal atua “menusuk” pada saat berhubungann intim

· Pada saat permasangan alat KB. Wanita merasa “seram” karena danya benda saing yang dimasukan kedalam tubuhnya. Hal ini menyebakan depresi atau trauma.

Dari Segi Kesehatan

Metode kontrasepsi yang aman dan efektif diperlukan dalam rangka keberhasilan pencegahan kehamilan bagi suatu pasangan. Metode kontrasepsi ada berbagai macam, yaitu metode kontrasepsi alami, engan alat, metode perintang, hormonal, laktas; metode kontrasepsi darurat dan mantap.

Walaupun metode kontrasepsi alami tidak memiliki efek samping dari segi kesehatan, namun cara ini banyak ditinggalkan oleh para wanita sebab angka kegagalan yang cukup tinggi yaitu 10-30 dari wanita hamil setiap tahunnya. Sedangkan metode kontrasepsi dengan alat sepserti AKDR mengundanng resiko cukup tinggi seperti rasang panggul, pendarahan dan khamilan di luar kandungan serta komplikasi perforasi (lubang) uterus.

Sementara itu, kontrasepsi dengan metode perintang seperti kondom, diafragma dan spermisida disamping memiliki angka kegagalan yang cukup tinggi dapat menyebabkan infeksi pada vagina dan tidak terlalu ampuh bila hanya digunakan denagn spermisida.

Metode kontrasepsi hormonal seperti pil KB tidak dapat digunakan bagi wanita yang memiliki problem kesehatan seperti kejang, TBC, Kanker, hipertensi, jantung, pernah stroke, dll. Sedangkan efek sampingnya yang dapat terjadi yaitu pendarahan tidak teratur di luar masa haid, mual mual, dan sakit kepala.

Metode kontrasepsi darurat dapat menyebabkan sakit kepala, sedangkan metode kontrasepsi mantap tidak terlalu disukao karena bersifat permanent.

Menurut sumber , penggunaan metode kontrasepsi harus disesuaikan dengan usia, bial berusia 20- 31 tahun paling baik menggunakan pil KB sedangkan diatas usia 40 tahun lebih baik melakukan tubektomi/ vasektomi sebab fungsi hati telah menjadi melemah dan tidak baik menggunakan pil KB. Selain itu, kehamilan diatas usia 40 tahun tidak baik bagi wanita dan disarankan untuk tidak mempunyai anak lagi.

Dari Segi Religi

Pada saat ini di dalam masyarakat luas program KB masih mengalami pro dan kontra. Karena psalnya masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai masyarakat religi menganggap program KB bertentangan dengan kepercayaan agama masing masing.

Hal ini disebabkan karena penggunaan alat kontrasepsi hakekatnya adalah pembunuhan anak secara dini, untuk itu KB hukumnya haram. Pengembangan program KB di dalam masyarakat mengalami hambatan karena kurangnnya dukungan masyarakat untuk program KB tersebut.

Padahal perencanaan program KB justru untuk menyelamatkan kaum ibu dan mensejahterakan masyarakat. Jadi wajar saja kalau pemerintahan kini melakukan pendekatan terhadap masyarakat melalui pendekatan agama yakni melalui para pemuka agama yang masih kontra dalam hal KB.

Sebenarnya program KB ini sendiri bukan bertujuan untuk membunuh bayi yang berada di dalam perut ibu, persepsi masyarakat religi yang salah membuat program ini sulit dijalankan. Program KB sendiri ditujukan untuk perempuan yang sebelum berhubungan intim diminta untuk menjaga kandugannya agar tidak selalu menghasilkan buah. Tetapi jika buah telah dihasilkan maka program Kb sendiri tidaklah memaksa untuk menggugurkannya.

Program KB sendiri disini hanyalah suatu program yang dirancang agar para keluarga dapat merencakan suatu hal untuk menjadi tujuan mereka kedepan baik kemapanan financial, dsb nya. Sehingga program memiliki berapa jumlah anak sudah terlebih dahulu ditentukan dan dibantu dengan alat kontrasepsi yang dapat ditemukan dalam berbagai bentuk.

Objective

Proyeksi penduduk Indonesia semakin meningkat tiap tahunnya dikarenakan tingkat kelahiran pada ibu hamil semakin naik, karena kurangnya pengetahuan masyarakat akan program KB dari segi manfaat serta keuntungannya.

Dibandingkan dengan kota maupun desa yang sudah mendapatkan penyuluhan KB maka kota yang tidak tahu menahu soal KB semakin meningkat jumlah bayi yang lahir sedangkan kota atau desa yang sudah menyadari guna KB, berhasil menurunkan tingkat kelahiran

  • Pendekatan scenario
    1. tingkat laju penduduk dapat dikendalikan agar kota kota besar seperti Jakarta tidak padat penduduk sehungga dapat mengurangi pengangguran dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
    2. meningkatkan SDM sehingga menghasilkan masyarakat yang berkualitas di bidang pendidikan agar perusahaan local tak kalah bersaing dengan perusahaan asing
    3. kesehatan masyarakat lebih terjamin, mengurangi jumlah kematian wanita karena melahirkan serta mengurangi penderita osteoprosis yang disebakan karena terlalu banyak melahirkan.

Analisis Rope

Program KB gratis sudah banyak dilakukan di beberapa tempat. Program ini cukup bagus dilakukan untuk menyadarkan masyarakat pentingnya mengikuti program KB. Bagi masyarakat yang kurang mampu program tersebut sangat membantu mereka dalam kebutuhan ber KB. Pemerintah juga melakukan revitalisasi program keluarga berencana namun upaya pemerintah kurang direspon jajarannya dan tidak diimplementasikan secara optimal. Sehingga hasilnya tidak maksimal dan kurang dapat berpengaruh dalam pengendalian laju penduduk yang terus meningkat.

Program KB harus benar-benar dikampanyekan pada masyarakat agar mereka mau untuk berKB. Pemerintah juga harus menetapkan kebijakan agar program yang ditetapkan dapat terlaksana secara optimal. Pemerintah juga harus memberikan pelayanan gratis khususnya di daerah-daerah agar masyarakat kurang mampu dapat mengikuti program KB. Sebab alasan utama mayarakat tidak mau melakukan program KB adalah kesulitan ekonomi.

Apabila masyarakat yang melakukan program KB tiap tahunnya tidak bertambah maka jumlah penduduk akan mengalami ledakan yang luar biasa. Hal ini akan berdampak pula pada menurunnya kesehatan dan peningkatan jumlah kematian ibu hamil. Program KB tidak hanya ditujukan untuk wanita tetapi juga laki-laki demi kesetaraan serta keadilan gender. Kaum pria dalam ber KB masih rendah, oleh karena itu perhatian harus lebih besar diarahkan pada pelayanan kaum pria untuk menuju kesetaraan dan keadilan gender yang lebih baik. Tentu saja hal ini sangat membantu dalam terlaksananya program yang lebih baik.

Program KB dilakukan bukan karena paksaan tapi harus didasari atas kesadaran dari masing-masing masyarakat. Pemerintah juga harus membantu dalam menumbuhkan kesadaran dalam diri masyarakat, contohnya dengan memberikan pengetahuan akan pentingnya berKB. Umumnya masyarakat yang melakukan pembatasan jumlah anak adalah masyarakat yang memiliki kesempatan belajar. Jumlah anak yang terlalu banyak juga dapat mempersulit kehidupan mereka karena tentu saja tanggungannya akan lebih besar.

Kegiatan yang dilakukan untuk menggalakan program KB contohnya saja memberitahukan pengetahuan pentingnya KB pada masyarakat di daerah yang masih sedikit mengikuti program KB. Cara tersebut dapat meningkatkan kesadaran sehingga pemerintah dapat menekan laju penduduk yang terus meningkat.

Analisis SWOT

Dalam penyuluhan program KB ini, kami menganalisa titik kekuatanya yaitu, jika program KB ini berhasil digalakan maka kita akan berhasil menaggulangi tingkat laju penduduk yang semakin meningkat tiap tahunnya. Tetapi kami menyadari titik kelemahannya yaitu akan respon masyarakat yang tidak setuju serta banyak waktu yang akan habis terbuang dalam menggalakan program KB ini. Kesempatan yang bisa diambil adalah bahwa dengan adanya program KB maka kesejahteraan rakyat lebih dapat dipastikan dan ancamannya adalah dalam program penyuluhan kita butuh biaya yang besar, berperang melawan budaya yang beranggapan bahwa mempunyai bayak anak adalah rezeki, serta kurangnya SDM.

STRATEGI

· Penyuluhan ke tempat tempat seperti desa/ kota dengan memberitahukan manfaat serta keuntungan menggunakan KB

· Iklan TV (public service)

· Memasang vendor vendor di puskesmas ataupun rumah sakit

· Menyediakan hotline untuk konsultasi (bebas pulsa)

· Mengadakan kampanye, co: mengelilingi bundaran HI untuk memberitahukan pada pengendara yang berlalu lalang

· Memasang spanduk spanduk di puskesmas serta rumah sakit

· Penggunaan alat KB disediakan Cuma cuma bagi yang tidak mampu

· Mengadakan talkshow/ seminar mengenai “apa itu KB” supaya target audience lebih tertarik dan mendapat pengetahuan mengenai manfaat dari program KB

· Booth keliling menggunakan mobil dengan menyediakan fasilitas konsultasi gratis dengan dokter.

· Menginformasikan masyarakant melalui iklan iklan ynag ditempatkan pada fasilitas umum. Co: badan bus, tempat sampah, jembatan penyebrangan, dll

Target Akhir

Agar masyarakat aware terhadap program KB, guna mengurangi serta menekan tingkat laju penduduk, sehingga mengurangi pengangguran, kemiskinan, perpindahan penduduk secara besar besaran untuk tahun tahun kedepan.

Tingginya angka kemiskinan yang semakin mengingkat serta kesejahteraan rakyat yang semakin berkurang dikarenakan semakin banyaknya jumlah penduduk maka masayarakat sulit untuk mendapatkan pendidikan dimana itu akan mempengaruhi SDM kita untuk tahun tahun mendatang, sulit bagi kita untuk bersaing di era globalisasi ini jika kita kekurangan SDM, maka tingkat kebodohan semakin meningkat serta kurangnya lapangan kerja yang juga berpengaruh akan presentase kriminalitas di Negara kita dan itu memiliki dampak yang besar terhadap kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar